Gontor-pada acara LP 3 yang ke 23 di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo,yang dilaksankan mulai dari tanggal 26 Oktober 2010 sampai dengan 31 Oktober 2010, kontingen Pondok Modern Assalam Sukabumi kembali unggul meraih pringkat ke 3 tingkat penggalang dan penegak non Pondok Modern Darussalam Gontor dan cabang-cabangnya, setelah mengalami kegagalan tahun lalu. Namun, dengan kerja keras yang tinggi dan do'a pula akhirnya Assalam Sukabumi bisa mengharumkan namanya di kalangan para pecinta pramuka (scout lover) se-Indonesia.
Meski hujan yang tak kunjung henti-hentinya, mulai dari awal acara hingga akhir acara, tak mengalahkan dan mematahkan semangat para kontingen-kontingen luar maupun dalam. Lapangan yang begitu becek bagai sawah, sehingga membuat mayoritas kontingen mengeluhkannya dan bahkan sebagaian mereka mengungkapkan perasaan mereka lewat perkataan bahwa mereka sudah tidak betah lagi tinggal di Gontor karena Faktor lapangan atau bumi perkemahan yang seperti sawah itu. Tapi, keluhan itu bisa hilang di saat mereka mendengar bahwa kontingen mereka menjadi sang juara, contohnya Pondok Modern Assalam Sukabumi.
Acara LP3 tahun ini di hadiri oleh 45 kontingen kurang dan lebihnya; baik dari dalam maupun dari luar pondok Modern Darussalam Gontor beserta cabang-cabangnya, tidak terasa sudah di penghujung acara, meski banyak halangan dan rintangan yang dihadapi oleh adik-adik dan kakak-kakak tercinta dalam menyukseskan acara Lp3 tahun ini, semoga ini semua menjadi amal kebaikan bagi kita semua. Amin...
Saat-saat terindah yang dirasakan oleh para kontingen adalah di penghujung acara, khususnya ketika acara malam unggun gembira. Walaupun, malam unggun gembira kali ini disertai dengan turunnya hujan dan ditambah dengan marahnya bapak pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH. Hasan Sahal dikarnakan pada saat itu menyanyikan lagu Indonesia raya dan hymne pramuka kuarang serius; antara drigen beserta para penyanyi (peserta) tidak kompok artinya saling mendahului atau tidak sesuai diantra keduanya, "goblog,,,goblog,,,goblog,,"begitulah kira-kira perkataan yang dikeluarkan oleh pimpinan saat-saat beliau marah; marahnya beliau bukan berarti marah sungguhan bahkan benci akan tetapi marahnya beliau adalah marah karena kasih sayang untuk mendidik santri-santrinya agar menjadi orang yang berkualitas dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Selesai marah, KH. Ahmad Sahal langsung pamit pulang dengan mengucapkan salam kepada semunya "assalmu'alikum" begitulah ucapan yang dikeluarkannya dan dengan segera menaiki mobilnya. Dengan kejadian seperti itu, sebagian orang hampir putus asa bahkan sudah putus asa. Namun, acara tetap berlanjut meski demikian adanya.