Saat
aku menjadi santri di Pondok Modern Assalam Sukabumi, Jawa Barat sering mendengar
kata “haroman” ketika ba’ada magrib tiba bagian informasi menginformasikan
informasinya, selalu diawali kata itu, namun aku tidak tahu maksudnya, sekedar
hanya bisa mengekpresikannya. Penguji bahasa Arab acap kali menanyakannya
ketika ujian lisan dahulu.
Setelah
aku masuk ke sebuah perguruan tinggi pesantren pertama yang ada di Indonesia, hampir
setiap hari selepas shalat magrib aku sering mengambilkan tongkat di balik
pintu masjid sebleh utara, berjabat tangan, dan menuntun Alm. KH. Imam Subakir
Ahmad pembantu rektor 1 Darussalam
University, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Beliau selalu mengucapkan
"Haroman" kepada siapa pun (termasuk aku) terkadang menanyakan nama
orang belum dikenalinya, mahasiswa sering berdiskusi saat perjalanan pulang ke
rumah kediamannya
Diriku
selalu dihantui penasaran apa sebanernya yang dimaksudkan pak. Bakir selalu
mengucapkan kata itu. Akhirnya, aku memutuskan memberanikan diri suatu hari
selepas shalat magrib kala itu menanyakan maknanya.
"Ustadz,
apa sebanarnya maksud antum selalu mengucapkan kata "Haroman" kepada
setiap orang yang berjabat tangan dengan antum? " kataku dalam bahasa Arab
Tanpa
pikir panjang beliau manjawab " ma'na haroman hadza Allahummajma'na fi
masjidil harom (Semoga Allah mengumpulkan kita semunya di masjid Harom)"
Aku
terkejut dan terhentak seketika saat mendengarkannya "oh begitu ya
ustdz"
"Na'am
ya Yasin" ujarnya
Setelah
mendengar dan tahu artinya, aku berjanji akan selalu mengambilkan tongkatnya,
berjabat tangan, dan menuntunya agar aku selalu dido’akan dengan do’an
“Haroman” agar aku termasuk orang yang dikumpulkan di masjid harom suatu saat
nanti. Jauh dari pada itu, saat liburan nanti kalau aku mengunjungi pondok
tercinta Assalam Sukabumi akan aku beritahuakn makna “Haroman” kepada
santri-santri ku disana. Ternya niatku tercapai dan kini sudah aku
menyampaikannya di forum resmi bagian bahasa pusat.
Created
By: Rizqi Fauzi Yasin