KEWAJIBAN MANUSIA
Oleh: Rizqi Fauzi Yasin
Pendahuluan
Pendidikan adalah aspek terpenting bagi kehidupan manusia. Dengan
pendidikan manusia diharapkan menjadi beradab,
berlaku adil, bijak, dan menjunjung tinggi relitas kebenaran. Sebaliknya, tanpa
pendidikan, ia akan menjadi dzalim, arogan dan menentang kebenran, atau dalam
kata lain, tetap dalam kemanusiaannya yang banyak salah dan lupa. Untuk itu,
pendidikan yang dilakukan dengan benar dan tepat yang merupakan kebutuhan
primer manusia akan membawa kepada perbaikan tatanan kehidupan manusia baik
individu maupun kelompok.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu
menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk
yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia
wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikannya. Manusia menurut pandangan
al-Quran, tidak dijelaskan asal-usul kejadianya secara rinci. Namun hanya
dijelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut
terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali
Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Adapun mengenai kejadian manusia dan tujuan hidupnya Allah SWT
berfirman : “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar supaya
mereka menyembah kepadaku”.
Begitu juga dalam firmannya: “Itulah dia Allah, Tuhanmu, tiada Tuhan kecuali
Dia, pencipta segala sesuatu, oleh sebab itu sembahlah Dia”. Harus ditekankan disini, pertama kali bahwa
menyembah dalam dua ayat al-Qur’an itu tidak dimaksudkan sebagai ritual ibadah
sholat saja. Jauh lebih luas daripada itu
meliputi segala tingkah laku dalam kehidupan
Manusia hidup di muka bumi ini memiliki
kewajiban-kewajiban yang wajib dipenuhi. Dan bahkan harus berjuang untuk
melakukan kewajibannya agar terpenuhi kebutuhannya sendiri dan kebutuhan orang
lain. Selain sebagai makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk tuhan dan
makhluk sosial. Sehingga dalam upaya-upayanya, setiap manusia menyadari bahwa
ada kekuatan lain yang ikut menentukan dan membantunya yaitu kekuasaan tuhan.
Dengan demikian kewajiban manusia dapat dibagi menjadi 3 bagian secara umum,
yaitu kewajibannya sebagai makhluk tuhan, makhluk individu, dan makhluk sosial.
Hubungan manusia dengan tuhan dapat berlaku vertikal namun bernuansa
horisontal, begitu juga hubungan manusia dengan sesamanya atau berlaku
horisontal namun juga bernuansa vertikal.
Pembahasan
A. Pengertian Hak dan Kewajiban
Perkataan hak dan kewajiban mempunyai
bermacam-macam arti. Dalam ilmu akhlak yang dimaksud hak ialah sesuatu yang
dipunyai oleh seseorang atau kelompok orang. Hak seseorang atau kelompok itu
dapat berupa benda atau wewenang melakukan sesuatu. Sedangkan yang dimaksud
kewajiban ialah apa yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang
kepada orang lain atau kelompok orang lainnya. Ahmad Amin mengatakan. “Ma
lil ihsan yusamma haqqan, wama ‘alaihi yusamma wajiban.”. “Apa yang
dipunyai oleh seseorang dinamakan Hak, dan apa yang harus diperbuat oleh
seseorang kepada orang lain dinamakan Kewajiban. Dalam redaksi yang lain, “Al-haqqu
ma laka, wal wajib ma’alaika.” Hak ialah apa yang kau punyai, kewajiban
ialah apa yang engkau harus melakukannya.”
Sebagian ulama menjelaskan yang dimaksud
dengan kewajiban ialah “Perbuatan akhlak yang ditimbulkan atau yang digerakkan
oleh hati nurani.” Dalam bahasa arab, sebagaimana ditulis Ahmad Yamin, “Al-a’mal
al-akhlakialldzi yab’atsu ‘alal ityani bihi al-dhamir.”Perlu ditambahkan
bahwa pengertian wajib menurut ilmu Akhlak berbeda dengan pengertian wajib
menurut ilmu fiqih. Wajib menurut akhlak adalah segala sesuatu yang dipandang
baik oleh hati nurani, jadi yang menentukan kewajiban adalah hati nurani. Wajib
menurut ilmu Fiqih adalah segala sesuatu yang diwajibkan oleh syari’ (yang
menetapkan hukum), yaitu Allah SWT. Perbedaan tersebut hanyalah perbedaan
menurut definisi. Bagi orang yang beriman sesuatu yang dipandang baik oleh hati
nuraninya.
Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang
Saling berkaitan. Jika seseorang mempunyai Hak, misalnya hak milik atas sebuah
rumah atau sebidang tanah, maka wajib bagi orang lain menghormati hak itu.
Demikian pula wajib bagi yang memiliki hak untuk mempergunakan haknya untuk kebaikan dirinya dan kebaikan
orang banyak. Jadi ada dua kewajiban :
1.
Kewajiban yang dibebankan kepada orang lain.
2.
Kewajiban yang dibebankan kepada yang memiliki hak
tersebut.
B. Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah
bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu
wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya manusia tidak lepas dari adanya
hubungan dan ketergantungan. Adanya ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban.
Hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan makhluk dan khaliknya. Dalam
masalah ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada
yang lainnya. Dan tumpuyna serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada
yang maha kuasa, yang maha perkasa, yang maha bijaksana, yang maha sempurna,
ialah Allah rabbul’alamin, Allah Tuhan yang Maha Esa.
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di
muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha,
dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini
bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain,
yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah
manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur
seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa
meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang
sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan
fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan
dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada
Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan.
Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan
pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia
akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan
sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk
dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupun dengan
jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari.
Dalam pandangan Islam, manusi adalah sentral sasaran ajarannya dan
proses pendidikan baik manusia hubungannya dengan Tuhan, hubungannya antar
sesama manusia dan antar manusia dan alamnya.
Nilai-nilai tersebut diperlukan dan harus dikembangkan, karena jika nilai-nilai
itu hilang, maka akan terjadi disintegrasi atau kekacauan dalam kehidupan
individu dan masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini, Said Tuheley menyatakan, masalah moral atau akhlak
pada masa yang akan datang (berdasarkan kecendrungan yang terjadi sekarang)
besar kemungkinan akan mengalami distorsi (gangguan), sehingga persoalan
moralitas akan menjadi isu sentral pada abad 21.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka konsep pendidikan
Islam harus dibangun dan bersumber dari konsep ketuhanan (ilahiyah) dan
kemanusiaan dalam rangka membangun moralitas dan akhlak manusia yang anggun
untuk dapat mewujudkan kehidupan manusia
yang seimbang dan integratif antara nilai-nilai ilahihyah, kemanusiaan
(insaniyah) dan nilai-nilai budaya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
manusia yang menghargai spiritual adalah manusia yang membangun ilmu
pengetahuan dan iman secara integratif, manusia yang mengembangkan amal dan
karya secara sungguh-sungguh serta manusia yang mengaplikasikan akhlak dan
moral secara menyeluruh dalam prilaku kehidupan dan kehidupannya.
Arif Rahman, seorang pengamat pendidikan yang dikutip Agus Pramanto, menyatakan
bahwa proses pendidikan pada hakikatnya bukan saja transfer of knowledge atau
transfer pengetahuan saja, melainkan juga harus transfer of values atau
transfer nilai.
Adapun kewajiban manusia kepada tuhan adalah
sebagai berikut :
1.
Beribadah kepada Tuhan sesuai dengan kepercayaannya
2.
Menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan agama
yang dianut
3.
Selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat dan
karunia yang didapatnya
4.
Selalu menginstropeksi diri agar menjadi lebih baik
5.
Menjaga bumi dan
ciptaaNya dan tidak merusaknya
6.
Menghargai kepercayaan dan agama orang lain
C. Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia,
mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1.
Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu
menguasai mahluk lain.
2.
Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
3.
Individu mengandung arti orang seorang, pribadi,
organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat bebas,
tidak mempunyai hubungan organik dengan
sesama.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk
monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga
sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk
ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran,
dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas
dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha
mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya
(dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan
manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal
pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia
adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan
yang lain.
Individu berasal dari kata latin “individuum”
artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat
digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata
individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat
manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu
disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan
lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan
individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik
dengan tingkah laku masa.
Manusia adalah makluk rasional sehingga mereka
mampum merumuskan makna-makna yang melibatkan penilaian, penjelasan dan
pembedaan. Sebagai makhluk individu, manusia setidaknya
memenuhi 3 potensi dalam dirinya sehingga mampu menjadi makhluk yang sempurna
sesuai dengan fitrah penciptaanya. Manusia harus mau memenuhi IQ nya, yaitu
akal pikirannya dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, kemudian memenuhi
Psikologisnya dengan nila-nilai dan muatan-muatan norma yang positif dalam
hidupnya dan budaya masyarakat dimana dirinnya tinggal, kemudian memenuhi
potensi Spiritualitasnya atau jiwanya dengan nilai-nilai agama yang dianutnya
dengan sungguh-sungguh.
Secara spesifik dibawah ini adalah beberapa
kewajiban manusia sebagai makhluk individu:
1.
Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
2.
Berhati nurani yang bersih
3.
Memiliki semangat hidup yang tinggi
4.
Memiliki prinsip hidup yang tangguh
5.
Memiliki cita-cita yang tinggi
6.
Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
7.
Berjiwa besar dan penuh optimis
8.
Mengembangkan rasa perikemanusiaan
9.
Selalu berniat baik dalam hati
10.
Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois
11.
Mampu hidup mandiri
12.
Harus mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya
13.
Selalu belajar dan memenuhi diri dengan ilmu pengetahuan
D. Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk yang selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan
dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan
peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada
dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah
kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam
kebersamaan. Oleh karena itu kewajiban manusia sebagai makhluk sosial adalah :
1.
Bisa menghargai orang lain
2.
Saling tolong menolong dengan sesama
3.
Sadar bahwa diri ini sebagai makhluk sosial yang saling
membutuhkan
4.
Berlaku adil dan jujur dalam masyarakat
5.
Mampu menciptakan
suasana damai dan sejahtera di mana tempat dirinya tinggal
6.
Siap berinteraksi dengan orang lain tanpa memandang unsur
SARA
7.
Menjaga hubungan baik antara sesama manusia dan makhluk
Tuhan yang lain
8.
Tidak membuat kerusakan dimuka bumi
Manusia sebagai makhluk tuhan, adalah ibarat
satu tubuh, walaupun berbeda-beda negara, bangsa, maupun agamanya. Setiap
manusia hendaknya menyadari bahwa ia adalah bagian dari kemanusiaan itu.
Hendaknya saling tolong menolong dan mengasihi satu dengan yang lain. Jika
disebuah negara terjadi musibah, seperti musibah bencana alam yang memakan
ratusan, bahkan ribuan korban, maka wajib bagi kita memberikan pertolongan
kepada siapa yang terkena musibah itu. Jika terjadi kecelakaan dan korban
kecelakaan itu membutuhkan pertolongan, maka wajib bagi kita untuk menolong
korban dari kecelakaan itu, tanpa membedakan agama, bangsa , ataupu negara. “Orang
yang mengasihi akan dikasihi oleh maha pengasih. Kasihilah siapa saja dimuka
bumi, engkau akan dikasihi oleh siapa yang dilangit.”Demikian sabda nabi yang
mulia.
Penutup
Simpulan
Perkataan hak dan kewajiban mempunyai
bermacam-macam arti. Dalam ilmu akhlak yang dimaksud hak ialah sesuatu yang
dipunyai oleh seseorang atau kelompok orang. Hak seseorang atau kelompok itu
dapat berupa benda atau wewenang melakukan sesuatu. Sedangkan yang dimaksud
kewajiban ialah apa yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang
kepada orang lain atau kelompok orang lainnya.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa
meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang
sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan
fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu
disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan
lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya.
Manusia adalah makhluk yang selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan
dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan
peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Al-qur’an Karim
Amin, Ahmad. 1993. Kitab
Al-Akhlaq, Dar Al-Kutub Al-Misshriyyah.
Amin, Ahmad. 1983. Etika
(Ilmu Akhlak), Bulan-Bintang : Jakarta
kartanegara, Mulyadhi. 2003. Pemikiran Islam Kontemporer. Jendela:
Yogyakarta
arifalmaydhani.blogspot.com/2014/05/tugas-dan-kewajiban-manusia.html
http://wirawiriwae.blogspot.com/2013/03/kewajiban-manusia-sebagai-makhluk.html