KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASAN LANGGULUNG
Oleh : Rizqi Fauzi Yasin Dan Nurmansyah Subhan Ali
Mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Smester V Tahun 2012
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam (MSI)
Dosen Pengampu : Drs. H. Sujiat Jubaidi Saleh, M.A
PENDAHULUAN
Membicarakan pendidikan islam satu hal yang tidak ada selesainya, paling tidak disebabkan oleh dua hal, pertama pendidikan itu sendiri memang harus berkembang dilihat dari wataknya sendiri. Kedua perkembangan pendidikan itu harus sejalan dengan perkembangan zaman.
Untuk mengolah semua ini adalah tugas ahli pendidikan agar mudah dalam menerapkan pembelajarannya, dalam kehidupan manusia yang telah di anugrahi akal untuk berfikir serta berbagai potensi lainnya. Dalam berbagai persoalan dalam dunia pendidikan seperti mengenai unsur-unsur pendidikan seperti : tujuan pendidikan, dasar pendidikan, metode pengajaran, kurikulum, pendidik, peserta didik dan evaluasi sebagai standar untuk tercapainya tujuan suatu proses pembelajaran.
Menyikapi persoalan di atas telah banyak melahirkan sejumlah tokoh di berbagai pelosok dunia islam, termasuk di Indonesia. Salah satunya Hasan Langgulung, yang berupaya untuk memberikan kontribusinya dalam mengembangkan pemikiran pendidikan islam sebagai langkah konkrit dalam ikut menyelesaikan berbagai problematika system pendidikan islam dan menghendaki adanya keutuhan “ system pendidikan islam modern”.
Adapun yang ingin di ungkapkan dalam makalah ini adalah bagaimana sebenarnya pendapat Hasan Langgulung tentang unsur – unsur pendidikan islam agar sesuai dengan perkembangan zaman dalam menghadapi tantangan era globalisasi saat ini.
BIOGRAFI DAN RIWAYAT PENDIDIKAN HASAN LANGGULUNG
Nama lengkapnya adalah Hasan Langgulung, lahir di Rappang, Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Oktober 1934. Ayahnya bernama Langgulung dan ibunya bernama Aminah Tanrasuh[1]. Hasan Langgulung muda menempuh seluruh pendidikan dasarnya di daerah Sulawesi, Indonesia. Ia memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat (SR) sekarang setingkat Sekolah Dasar (SD) di Rappang, Sulawesi Selatan. Kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya di Sekolah Menengah Islam dan Sekolah Guru Islam di Makassar sejak tahun 1949 sampai tahun 1952 serta menempuh B.I. Inggris di Ujung Pandang, Makassar. Perjalanan pendidikan internasionalnya dimulai ketika ia memutuskan hijrah ke Timur Tengah untuk menempuh pendidikan sarjana muda atau Bachelor of Arts (BA) dengan spesialisasi Islamic and Arabic Studies yang beliau peroleh dari Fakultas Dar al-Ulum, Cairo University, Mesir pada tahun 1962. Setahun kemudian, ia sukses menggondol gelar Diploma of Education (General) dari EinShams University, Kairo. Di Ein Shams University Kairo pula ia mendapatkan gelar M.A.dalam bidang Psikologi dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene)
Pada tahun 1967. Sebelumnya, ia juga sempat memperoleh Diploma dalam bidang Sastra Arab Modern dari Institute of Higher Arab Studies, Arab League, Kairo, yaitu di tahun 1964. Kecintaan dan kehausan Hasan Langgulung pada ilmu pengetahuan tak membuatnya puas dengan apa yang telah ia peroleh di Timur Tengah. Beliau pun melanjutkan pengembaraan intelektualnya dengan pergi ke Barat. Hasilnya gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) dalam bidang Psikologi diperoleh dari University of Georgia, Amerika Serikat di tahun 1971. Semasa kuliah Hasan Langgulung tak hanya mengasah daya intelektualnya (kognisi) saja, saat itu ia pun sudah menunjukkan talenta sebagai seorang aktivis dan seorang pendidik. Hal ini dapat dibuktikan ketika ia diberi kepercayaan sebagai Ketua Mahasiswa Indonesia diKairo tahun 1957. Antara tahun 1957 hingga 1967 ia mengemban amanah sebagai Kepala dan Pendidik Sekolah Indonesia di Kairo. Kemampuan organisatorisnya semakin matang ketika ia menjadi Wakil Ketua Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah (1966-1967)[2]. Pada tanggal 22 September 1972, Hasan Langgulung melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang perempuan bernama Nuraimah Mohammad Yunus. Pasangan ini dikaruniai dua orang putera dan seorang puteri,yaitu Ahmad Taufiq, Nurul Huda, dan Siti Zakiah. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah di Jalan B 28 Taman Bukit, Kajang, Malaysia[3].
PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASAN LANGGULUNG
Sebelum kita mengetahui lebih lanjut tentang pengertian pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung, ada baiknya bagi kita mengetahui pengertian pendidikan menurut para ahli pendidikan diantaranya adalah:
a. Lengveld
“Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa[4]”
b. John Dewey
“Pendidikan adalah proses pembentukkan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia”
c. J.J Rousseau
“Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa”
d. Driyarkara
“Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani[5]”
Dari ke-empat pengetian pendidikan yang diutarakan oleh para ahli pendidik tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang namanya pendidikan itu adalah sebuah proses pendewasaan manusia atau sebagai sarana memanusiakan manusia.
Setelah kita mengetahui definisi pendidikan secara global menurut para ahli pendidik, sekarang penulis akan mencoba memberikan sedikit pengertian pendidikan islam serta konsepnya menurut Hasan Langgulung itu sendiri, karena pembahasan inti pada makalah ini adalah konsep pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung.
Menurut Hasan Langgulung istilah pendidikan yang dalam bahasa inggris adalah education, berasal dari bahasa latin yaitu educere, yang berarti memasukkan sesuatu, barangkali memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Dalam hal ini menurut beliau ada tiga hal yang terlibat yaitu: ilmu, proses memasukkan ke kepala orang, jadi ilmu itu memang masuk ke kepala.
Dalam makna yang lebih luas hasan langgulung mengartikan pendidikan sebagai usaha memindahkan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat. Dengan kata lain hasan langgulung juga mengatakan bahwa pendidikan suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu masyarakat, kebudayaan, atau peradaban untuk memelihara kelanjutan hidupnya. Selanjutnya menurut hasan langgulung menjelaskan bahwa pendidikan itu amat penting bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sebagai sesuatu yang sangat urgen, maka fungsi-fungsi pendidikan itu beliau ungkapkan sebagai berikut :
1. Menyiapkan generasi mudah untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan disini berkaitan dengan kelanjutan hidup (survival) masyrakat itu sendiri.
2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dengan generasi tua kepada generasi muda.
3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuan masyrakat yang menjadi syarat mutlak untuk kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban.
Menurut Muhammad Noor Syam, Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai, terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmah, nilai moral, dan nilai agama yang kesemuanya tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina keperibadian idea[6].
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Dalam hal ini kata tujuan dan maksud digabungkan pengertian sekaligus. Tujuan pendidikan islam yaitu ada tujuan akhir, tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan akhir pendidikan islam itu dapat di nyatakan sebagai berikut: Persiapan dunia dan akhirat, perwujudan sendiri sesuai dengan pandangan islam, persiapan menjadi warga Negara yang baik.
Perkembangan yang menyeluruh dan berpadu bagi pribadi pelajar (tidak split personality). Senada dengan pendapat diatas Haidar Putra Daulay menjelaskan ada 3 tujuan pokok pendidikan islam yaitu: Tercapainya tujuan hubungan allah dengan manusia, tercapainya tujuan hubungan manusia dengan manusia, tercapainya tujuan hubungan manusia dengan alam.
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Kurikulum merupakan penuntun bagi guru dalam melakukan tugasnya sesuai dengan bidang studi serta tingkatan kelas yang dihadapinya. Secara luas pengertian kurikulum dapat diartikan sebagai : “ Seluruh usaha sekolah untuk merangsang anak belajar, baik didalam kelas maupun dihalaman sekolah atau diluar sekolah”.
Sedangkan menurut S nasution, sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. apa yang direncanakan biasanya bersipat ideal, sesuatu cita-cita tentang manusia atau warga Negara yang dibentuk. Apa yang dapat diwujudkan dalam kenyataan disebut kurikulum real.
Begitu urgennya kurikulum dalam pendidikan, banyak diantara para tokoh membuat konsep pemikiran tentang kurikulum diantaranya adalah Hasan Langgulung sebagai seorang pemikir, Ia merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan khususnya pendidikan islam. baginya kurikulum dapat menentukan dalam keberhasilan suatu pendidikan. karena itu, baginya kurikulum pendidikan sangat berbeda dengan pendidikan modern yang sekuler, dimana sebagai penentu kurikulum itu adalah kekuatan social yang berkuasa pada suatu ketika jamannya, seperti abad 19 dan 20 sebagai penentu kurikulum adalah ilmu science dan teknologi sedangkan pada abad pertengahan adalah agama Kristen, sedangkan sebelumnya sebagai penentunya seni. Berbeda halnya dengan pendidikan islam sebagai penentu arah kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi adalah Al-qur’an dan hadist. Artinya kurikulum pendidikan islam tetap menjadikan Al-Qur’an dan hadist sebagai trust (keyakinan) penentu dalam menyusun pendidikan islam.
Hasan langgulung menjelaskan lebih rinci bahwa kurikulum pendidikan islam itu lebih dulu memahami fungsi agama bagi islam dalam kehidupan masyarakat dan individu pada umunya dapat disimpulkan sebagai berikut : Fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat manusia ke derajat yang lebih sempurna, fungsi social yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lainnya atau masyarakat, karena masing-masing menyadari hak-hak dan tanggungjawabnya untuk membentuk masyarakat yang harmonis dan seimbang.
Ketiga fungsi agama diatas menurut Hasan Langgulung harus tergambar dalam tujuan pendidikan islam khususnya disekolah menengah. Lebih lanjut ia berbicara bahwa tujuan pokok pendidikan islam tersimpul dalam kata fadhilah (sifat yang utama). Sedangkan jiwa pendidikan islam adalah pendidikan akhlak, sebab tujuan pertama dan utama pendidikan islam adalah menghaluskan akhlak dan mendidik jiwa.
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas penulis berpendapat bahwa kurikulum merupakan tatanan materi yang disusun oleh sekolah bagi anak didik guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, kurikulum tersebut diberikan kepada anak sesuai tingkat pendidikannya disekolah, jadi kurikulum yang diberikan oleh sekolah apabila tidak sesuai dengan jenjang umur dan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan siswa maka kurikulum tersebut tidak dapat di distribusikan sesuai dengan yang di butuhkan oleh siswa.
Hasan Langgulung menjelaskan berbicara kurikulum paling tidak mencakup 4 point, yaitu: Tujuan yang berasal dari falsafah, Pengetahuan yang berasal dari teori, Cara mengajarkan pengetahuan diambil dari falsafah dan lain-lain, Ditentukan melalui penilaian (evaluasi).
KESIMPULAN
Setelah kita membahas panjang lebar tentang Konsep Pendidikan, maka pada akhirnya penulis akan memberikan sebuah kesimpulan bahwa konsep pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah: pendidikan yang dalam bahasa inggris adalah education, berasal dari bahasa latin yaitu educere, yang berarti memasukkan sesuatu, barangkali memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Dalam hal ini menurut beliau ada tiga hal yang terlibat yaitu: ilmu, proses memasukkan ke kepala orang, jadi ilmu itu memang masuk ke kepala. Dalam makna yang lebih luas hasan langgulung mengartikan pendidikan sebagai usaha memindahkan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat. Dengan kata lain hasan langgulung juga mengatakan bahwa pendidikan suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu masyarakat, kebudayaan, atau peradaban untuk memelihara kelanjutan hidupnya. Selanjutnya menurut hasan langgulung menjelaskan bahwa pendidikan itu amat penting bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
PENUTUP
Alhamdulillah, akhirnya makalah sederhana ini dapat diselesaikan dengan tertata rapih, namun kami sebagai penulis sangatlah membutuhkan saran serta kritikannya dari para pembaca makalah ini, jadi pada dasarnya bahwa pendidikan islam itu memiliki konsep serta tujuan yang sangat jelas dan pasti, dan dalam hal ini Hasan Langgulung memberikan banyak sumbangsih ataupun kontribusi terhadap Konsep ataupun pemikiran pendidikan Islam, akhir kata kami ucapakan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah sederhana ini banyak kekurangan serta kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Langgulung ,Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003),Cet. V, h. 413-414
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Rajawali press, Jakarta, 2005
Jalaluddin & Idi, Abdullah, Fisafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, Ar-Ruz Media, Jojakarta,2010
http://www.scribd.com/doc/50537919/riwayat-hasan-langgulung-BAB-II
http://idrus.blog.com/2011/06/12/perkembangan-pemikiran-pendidikan-islam-pada-era global-dan-modern-naguib-al-attas-dan-hasan-langgulung-2/
http://idb4.wikispaces.com/file/view/rc11-Strategi+pendidikan+islam+dalam+meningkatkan+kualitas+SDM.pdf
[1] Who.s Who in The World, 7th Edition 1984-1985, (Chicago Illiniois: Marquis Who.s Who
Incorporated, 1984), h. 595
[2] Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003),
Cet. V, h. 413-414
[3] Who.s Who in The World, Op.Cit.
[4] Langeveld,(terj.), Paedagogiek Teoritis /Sistematis, FIP-IKIP Jakarta,1971; fatsa 5,5a.
[5] Driyakarya, Driyarkara Tentang Pendididkan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta,1950.hlm.74
[6] Jalaluddin dan Idi Abdullah, Fisafat Pendidika manusia,fisafat,dan pendidikan. Yogyakarta: ar-ruz media. Hal:138